ASAL - USUL DESA BICABBI
Sumenep,
11 Juli 2023
Pada masa lalu, penduduk desa Bicabbi mengalami kondisi ekonomi yang sangat miskin, serupa dengan daerah-daerah lainnya. Cuaca yang tidak menentu selalu mempengaruhi kehidupan masyarakat. Di musim panas, sinar matahari begitu terik sehingga masuk ke dalam kamar-kamar mereka. Sementara pada musim hujan, air hujan masuk ke dalam rumah-rumah mereka, membuat mereka sulit untuk beristirahat dengan tenang di dalam rumah masing-masing.
Di tengah keadaan tersebut, terdapat keluarga K. Jali
dan Nyai Jali yang hidup dengan penuh kesabaran meski mengalami kekurangan.
Suatu hari, ketika ada rombongan musafir yang kehujanan dan berada di dekat
rumah K. Jali di Dusun Buddagan, K. Jali dengan tulus menghampiri mereka dan
mengajak mereka berteduh di rumahnya. Musafir tersebut menerimanya dengan
senang hati. Hujan deras terjadi selama tujuh hari tujuh malam. K. Jali merasa
tidak enak karena tidak memiliki apa pun untuk disuguhkan kepada musafir
tersebut. Mereka juga sulit beristirahat dengan tenang karena hujan terus
menerus menggenangi lantai rumah mereka yang berlantai tanah selama satu
minggu.
Beberapa hari setelah hujan reda, tiba-tiba
bibit-bibit "Cabbhi" (Lombok) mulai tumbuh di dalam rumah K. Jali.
Rumah mereka, yang saat itu masih berlantai tanah tanpa perbedaan dengan
rumah-rumah penduduk lainnya, menjadi tempat tumbuhnya bibit-bibit tersebut.
Hari demi hari, bibit-bibit itu tumbuh semakin besar dan berbuah dengan subur.
Kehebohan ini menyebar ke desa-desa lainnya, terutama di wilayah Dungkek.
Rombongan prajurit Sumenep saat itu datang berbondong-bondong untuk melihat
langsung fenomena ini.
Ketika itu, rombongan prajurit tersebut heran mengapa pohon "Cabbhi" hanya tumbuh di dalam rumah K. Jali. Sejak saat itu, penduduk setempat memberi nama kampung tersebut dengan nama Bicabbi, yang kemudian dikenal sebagai Desa Bicabbi seperti sekarang ini. Namun, muncul pula berbagai versi dan cerita lain yang menjelaskan asal usul Desa Bicabbi.
Sejarah Pemerintahan Desa
Desa Bicabbi terdiri dari 5 dusun, antara lain :
1. Dusun Budaggan
2. Dusun Pasisir
3. Dusun Somor Dalam
4. Dusun Gunung
5. Dusun Bara’ Lorong
Sejak zaman penjelajahan belanda, Bicabbi sudah
dipimpin oleh kepala desa, berikut adalah nama-nama kepala desa yang pernah
menjabat di Bicabbi :
- Lumrah
Kepala desa pada zaman penjajahan Belanda.
- Suwalep
Bapak Suwalep atau Singopekso adalah saudara kandung
dari Bapak Lumrah, merupakan kepala desa yang ditunjuk pemerintah RI yang
disebut kepala desa Caretaker, menjabat dari tahun 1948-1971.
- Moh. Wari /
H. Anwari
Bapak Moh. Wari punya julukan Singoadiputro, yang
merupakan anak dari Suwalep, dipilih oleh masyarakat menjabat dari tahun 1971
sampai 1991 kurang lebih 20 tahun (periode I), tahun 1991-1999 (periode II),
dan tahun 1999-2007 (periode III).
- Fara’id
Bapak Farai’ida adalah anak dari H. Anwari dipilih
langsung oleh masyarakat, kali ke dua kepemimpinan Bapak Fara’id telah menjabat
kepala desa Bicabi sejak pada tanggal 17 Februari 2007 sampai sekarang kurang
lebih 10 tahun. Sebelum tahun 1971 tepatnya pemerintahan Bapak Suwalep
pemerintahan desa Bicabbi dalam kepemimpinannya dibantu oleh :
- Carik
(Sekdes)
- Petinggi
- Madin
- Apel
Setelah tahun 1971 tepatnya pada masa pemerintahan
bapak Moh. Wari pemerintahan desa Bicabbi dalam kepemimpinan kepala desa
dibantu oleh :
- Sekretaris
desa
- 5 orang Kaur
(Kaur Keuangan, Kaur Kesra, Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, dan Kaur
Umum)
- 5 orang Kepala dusun
Perlengkapan lainnya yaitu Linmas. Tahun 1971 Linmas
masih bernama Hansip (Pertahanan Sipil).





0 komentar:
Posting Komentar