Penduduk
desa Bicabbi dahulu pernah mengalami keadaan ekonomi yang sangat
miskin seperti di daerah-daerah lain. Cuaca selalu mempengaruhi
kehidupan di masyarakat. Di musim panas sinar matahari masuk ke dalam
kamarnya, terlebih pada musim hujan masuk juga ke dalam kamarnya
mereka sangat sulit untuk isitirahat di dalam rumahnya masing-masing.
Di antara mereka ada keluarga K. Jali dan Nyai Jali, mereka sangat
sabar menekuni hidupnya walaupun hidup serba kekurangan. Suatu saat
ada rombongan musafir kehujanan yang kebetulan ada di dekat rumah K.
Jali tersebut (Sekarang Dusun Buddagan), dengan penuh ketulusan K.
Jali menghampiri musafir tersebut dan mengajaknya berteduh di
rumahnya, kemudian musafir tersebut menurut. Hujan deras terjadi
selama tujuh hari tujuh malam. K.Jali merasa tidak enak kepada
musafir tersebut karena tidak punya apapun untuk disuguhkan kepada
musafir itu, mereka tidak bisa istirahat dengan tenang karena
kehujanan terus menerus sampai lantai rumah tanah digenangi air terus
menerus selama satu minggu. Beberapa hari kemudian hujan mulai reda,
selang beberapa hari mulailah tumbuh bibit-bibit “Cabbhi”
(Lombok) di dalam rumah K. Jali, maklum rumah K. Jali saat itu masih
berlantai tanah dan tidak ada bedanya dengan rumah-rumah penduduk di
sekitarnya. Hari terus berganti, bibitpun semakin besar dan berbuah
dengan subur, sehingga kehebohan ini sampai ke desa-desa lain
khususnya di wilayah “Dungkek” saat ini, beberapa rombongan
prajurit Sumenep saat itu datang berbondong-bondong untuk melihat
secara langsung kejadian ini. Saat itu pula rombongan prajurit
tersebut heran kenapa pohon “Cabbhi” itu hanya tumbuh di dalam
rumah K. Jali sehingga penduduk setempat memberi nama kampung itu
dengan nama kampung Bicabbi (Desa Bicabbi) seperti yang dinamakan
saat ini, namun muncul berbagai versi yang juga menceritakan tentang
asal usul Desa Bicabbi.
Sejarah Pemerintahan Desa
Desa
Bicabbi terdiri dari 5 dusun, antara lain :
1. Dusun
Budaggan
2. Dusun
Pasisir
3. Dusun
Somor Dalam
4. Dusun
Gunung
5. Dusun
Bara’ Lorong
Sejak
zaman penjelajahan belanda, Bicabbi sudah dipimpin oleh kepala desa,
berikut adalah nama-nama kepala desa yang pernah menjabat di Bicabbi
:
-
Lumrah
Kepala
desa pada zaman penjajahan Belanda.
-
Suwalep
Bapak
Suwalep atau Singopekso adalah saudara kandung dari Bapak Lumrah,
merupakan kepala desa yang ditunjuk pemerintah RI yang disebut kepala
desa Caretaker, menjabat dari tahun 1948-1971.
-
Moh. Wari / H. Anwari
Bapak
Moh. Wari punya julukan Singoadiputro, yang merupakan anak dari
Suwalep, dipilih oleh masyarakat menjabat dari tahun 1971 sampai 1991
kurang lebih 20 tahun (periode I), tahun 1991-1999 (periode II), dan
tahun 1999-2007 (periode III).
-
Fara’id
Bapak
Farai’ida adalah anak dari H. Anwari dipilih langsung oleh
masyarakat, kali ke dua kepemimpinan Bapak Fara’id telah menjabat
kepala desa Bicabi sejak pada tanggal 17 Februari 2007 sampai
sekarang kurang lebih 10 tahun. Sebelum tahun 1971 tepatnya
pemerintahan Bapak Suwalep pemerintahan desa Bicabbi dalam
kepemimpinannya dibantu oleh :
-
Carik (Sekdes)
-
Petinggi
-
Madin
-
Apel
Setelah
tahun 1971 tepatnya pada masa pemerintahan bapak Moh. Wari
pemerintahan desa Bicabbi dalam kepemimpinan kepala desa dibantu oleh
:
-
Sekretaris desa
-
5 orang Kaur (Kaur Keuangan, Kaur Kesra, Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, dan Kaur Umum)
-
5 orang Kepala dusun
Perlengkapan
lainnya yaitu Linmas. Tahun 1971 Linmas masih bernama Hansip
(Pertahanan Sipil).





0 komentar:
Posting Komentar